Pages

Friday, December 26, 2014

Buku Hunger Games Terjemahan Indonesia, Bab 1 Part 4

Pos ini adalah lanjutan dari "Buku Hunger Games Terjemahan Bahasa Indonesia Bab 1, Part 3."


Hal.24, paragraf 4:

…. Pemuda-pemudi berusia dua belas hingga delapan belas tahun digiring menuju area yang sudah dibatasi berdasarkan usia, mereka yang paling tua berada di depan, sementara yang muda, seperti Prim, berbaris di belakang. Anggota-anggota keluarga berkerumun di dekat garis batas, berpegangan tangan dengan orang-orang di sebelah mereka.

…. Twelve- through eighteen-year-olds are herded into roped area marked off by ages, the oldest in the front, the young ones, like Prim, toward the back. Family members line up around the perimeter, holding tightly to one another’s hands.

Beberapa kata pada kalimat pertama bisa dibuang tanpa merubah makna kalimat.

holding tightly to one another’s hands artinya = berpegangan tangan erat satu sama lain.

Alternatif:

…. Pemuda-pemudi berusia dua belas hingga delapan belas tahun digiring menuju area yang sudah dibatasi berdasarkan usia, mereka yang paling tua berada di depan, sementara yang muda, seperti Prim, berbaris di belakang. Anggota-anggota keluarga berkerumun di dekat garis batas, berpegangan tangan dengan orang-orang di sebelah mereka erat satu sama lain.


Hal.25, paragraf 5:

Dua dari tiga kursi ini diisi oleh ayah Madge, Wali Kota Undersee—yang bertubuh jangkung dan mulai botak, dan Effie Trinket, pengiring Distrik 12, dikirim langsung dari Capitol lengkap dengan seringainya yang putih menakutkan, rambut berwarna merah jambu, dan pakaian berwarna hijau cerah. Mereka bergumam pada satu sama lain kemudian memandang kursi kosong yang tersisa dengan pandangan cemas.

Dash (—) di kalimat atas seharusnya sepasang, bukan digantikan koma (,). Atau bisa juga memakai sepasang koma (,) seperti yang dilakukan penulis

     Two of the three chairs fill with Madge’s father, Mayor Undersee, who’s a tall, balding man, and Effie Trinket, District 12’s escort, fresh from the Capitol with her scary white grin, pinkish hair, and spring green suit. They murmur to each other and then look with concern at the empty seat.

Suzanne Collins juga tidak menulis “… scary white grin, pinkish COLOR hair, and spring green COLOR suit.”

Pembaca dianggap mengerti bahwa merah jambu dan hijau cerah adalah warna, jadi tidak perlu ditulis berwarna merah jambu, … berwarna hijau cerah.

look with concern artinya = memandang dengan cemas.

Alternatif:

Dua dari tiga kursi ini diisi oleh ayah Madge, Wali Kota Undersee—yang bertubuh jangkung dan mulai botak—dan Effie Trinket, pengiring Distrik 12, dikirim langsung dari Capitol lengkap dengan seringainya yang putih menakutkan, rambut berwarna merah jambu, dan pakaian berwarna hijau cerah. Mereka bergumam pada satu sama lain kemudian memandang dengan cemas kursi kosong yang tersisa dengan pandangan cemas.


Hal.28, paragraf 1:

…. Dia masih berceloteh tentang betapa terhormatnya dia bisa berada di sini, meskipun semua orang tahu bahwa Effie sebenarnya sudah tidak sabar untuk bisa pindah ke distrik lain dengan pemenang-pemenang yang layak tampil sebagai pemenang, bukan pemabuk-pemabuk yang melecehkannya di depan sepenjuru negeri.

…. She goes on a bit about what an honor it is to be here, although everyone knows she’s just aching to get bumped up to a better district where they have proper victors, not drunk who molest you in front of the entire nation.

proper victors artinya = pemenang yang layak.

Molest you in front of the entire nation artinya = melecehkanMU di hadapan sepenjuru negeri.

Alternatif:

…. Dia masih berceloteh tentang betapa terhormatnya dia bisa berada di sini, meskipun semua orang tahu bahwa Effie sebenarnya sudah tidak sabar untuk bisa pindah ke distrik lain dengan pemenang-pemenang yang layak tampil sebagai pemenang, bukan pemabuk-pemabuk yang melecehkannyamu di depan hadapan sepenjuru negeri.


Mau lanjut baca ke Bab 2 silahkan klik di sini "Buku Hunger Games Terjemahan Bahasa Indonesia Bab 2, Part 1."

Pos-pos yang berhubugan:
  •  

No comments:

Post a Comment